Begitu kaki melangkah ke dalam, di sebelah kanan terdapat vespa merah yang tetap terlihat baru. Di sebelah kiri, terjogrok dua karung kopi, di sisinya ada mesin sangrai kapasitas 5 kilogram bermerk Probat. Di arah depan karung, bersandar sebuah sepeda lipat berbentuk huruf A, yaitu A-Bike. Di seberang kanan sepeda, seperangkat kursi dan meja dari rotan yang dilengkap satu sofa berdiam anggun. Di tembok sebelah kiri sepeda, bertengger dua buah rak pajangan bertingkat tiga yang bertahta: berbagai manual grinder, moka pot, buku, miniatur mobil, vietnam drip, mug, ornamen, pour over dripper, kopi, tamper, syphon, dan stand & burner. Di bawah rak pajangan bertengger satu buah mesin espresso 3 grouphead berwarna merah bermerk La Pavoni. Di sebelah kiri mesin, berjejer 3 grinder, 2 La Pavoni dan 1 Probat. Di atas bar terdapat menu bertuliskan: Blumchen Coffee.
Blumchen Coffee beroperasi pertama kali sejak 16 Februari 2008. Di awal mereka sudah menyangrai biji kopi sendiri. Sampai sekarang, Blumchen masih setia menyajikan kopi dari kawasan Toraja, Gayo, Mandailing, dan Lintong. Blumchen Coffee termasuk gerai kopi kontemporer yang terbilang hardcore lantaran hanya mengandalkan menu minuman, alih-alih makanan. Alasan mereka melakukan itu agar memudahkan mereka untuk memusatkan perhatian pada kualitas kopi sehingga mereka bisa dengan mudah mengontrol hambatan dan kekurangan yang mereka temukan selama beroperasi.
Anto Sumarjo yang masyhur dipanggil sebagai Anto Irenk, merupakan “komandan” di gerai ini sekaligus salah satu roaster gaek di Jakarta. Anto sudah mempelajari penyangraian kopi sejak 2003 ketika dia masih bekerja di salah satu gerai kopi yang terbilang heritage di Jakarta. Di Blumchen inilah Anto mengekspresikan kekriyaan kemampuan pengyangraian kopi yang sudah dipelajari. Menurut Anto, perbedaan Blumchen dengan kafe lain bukanlah sekadar freshly roasted, melainkan roasting profile. “Kami menyangrai kopi kami dengan tingkat sangraian medium to dark”, kata Anto. Bagi Anto, pada tingkat medium to dark itulah karakter aroma dan rasa kopi yang dia inginkan bisa tercapai. Blumchen menghabiskan rata-rata 100 kg beras kopi per bulan.
Lokasi Blumchen Coffee bertempat di Jalan RS. Fatmawari, No. 1, Jakarta Selatan. Ke depan mereka akan membuka gerai kopi baru di kawasan Sentul. Gerai baru tersebut menurut Anto selain menjadi kantor, juga akan menjadi gudang. Gerai di Fatmawati menurut Anto tidak memadai sebagai gudang penyimpanan green beans. Itu juga mengapa mereka masih tetap menjual empat single origin. Mereka ingin sekali menyediakan kopi dari Papua, Jawa, Flores, Bali, dll., untuk itu mereka membutuhkan tempat yang lebih besar.
Jika Anda tertarik untuk belajar mengenai penyangraian kopi, silakan jangan sungkan untuk mengunjungi Blumchen Coffee. Anto dengan Blumchen senang berbagi pengetahuan dan belajar bersama. Selain itu, silakan coba kopi tubruk dengan kreasi sangraian dari Mas Anto itu sendiri di sana.[]
Patokannya lokasinya apa nih? RS Fatmawati kan panjang hahaha…
Hehehe.. Kalo dari Fatmawati sesudah D’Best (sekarang jadi Lotte Mart), kalo dari Blok-M, sebelum D’Best hehehe
LikeLike
Kangen pengen ke Blumchen lagi, dan beruntung bisa ketemu sang roaster, mas Anto
Kalo ke Blumchen kabari ya Mas Dony, kami mau berguru foto sama mas Don 🙂
LikeLike
Saya mau berguru kopi 😀
LikeLike
wuiiiih, si juragan “irenk” ada dsini toh..
kapan nih ditraktir kopi2nya juragan “irenk”..??
hehehehhehe
LikeLike
tetiba sakau espresso pas liat ini artikel.. :))
Segera meluncur saja, Mbak, ke Blumchen 😀
LikeLike
agus tassy sering cerita tentang blumchen..eh ternyata difatmawati..main ah..
LikeLike
wah pingin belajar roasting dari Blumchen. Saya Win RB dari Aceh Tengah, Takengon. Kabupaten kami penghasuil arabika terbesar di Asia. Rasa dan Aroma kopi gayo sudah dikenal dunia.Kebanyakan kopi gayo diekspor dalam bentuk biji (green bean). Saya sangat ingin belajar roasting, sehingga petani kopi gayo tidak lagi menjual green bean saja, tapi roasting juga bubuk kopi. Kalau boleh tahu, di Blumchen, berap kopi roasting perkilonya..?Tk
Terima kasih Pak. Nanti kami teruskan pertanyaan Bapak ke yang bersangkutan 🙂
LikeLike
Buka kelas roasting donk mas , saya mau belajar
LikeLike
Saya seneng banget sama signature drink punya Blumchen 😀
LikeLike
Pingback: Icip-Icip Kopi Dadakan di Blumchen « Philocoffee Project
wahhh.. mau dong belajar roasting ^^
LikeLike
biarpun saya masih muda tapi saya ingin belajar roasting untuk kopi. saya kuliah d Stikom Interstudi. pengen deh ksana
LikeLike
Woooww Kato!!! kangen masa-masa Barito. btw Blumchen Fatmawati belum tutup kan??
LikeLike
sorry bro pengen nanya nih itu blumchen masi buka apa sudah tutup ya? kemarin muter muter di sekitar lotte engga nemu nemu
LikeLike
Blumchen sudah pindah lokasi ke SCBD.
LikeLike
Sore all,,yang mau bljr roasting atau sekedar ngopi2 santai skrng blumchen coffee sudah pindah ke SCBD Bengkel Fairground Lot. 14,,datang ya all 🙂
LikeLike
siip, saya perkenalkan diri saya Khairil (owner) pada Bintuhan Black Coffee, saya punya empat kualifikasi produck kopi Bintuhan, Bengkulu, Sumatra, yaitu : original wild civet coffee, BBC Seller (best coffee bean’s), fragran bean’s coffee and premium coffee, tetap dengan pengolahan sederhana (tradisional), pengen banget rasanya punya alat rosting merk probat, nanti jika ada kesempatan ke Jakarta saya akan silaturahmi di tempat bapak, mohon diajari ya…..
LikeLike